Kompolnas Selidiki soal Densus 88 Tembak Tersangka Teroris Dokter Sunardi
SOLO - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas)
mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) penembakan tersangka teroris asal
Sukoharjo, dokter Sunardi, pada Selasa (15/3/2022).
Sekretaris Kompolnas Benny Jozua Mamoto
menyampaikan, Kompolnas telah mengundang Densus 88 untuk memaparkan rincian
kejadian serta melihat langsung tempat kejadian untuk mendapatkan gambaran
lengkap detik-detik penangkapan Sunardi. Kompolnas menyimpulkan, penembakan
Densus 88 Antiteror kepada Sunardi yang telah berstatus sebagai tersangka ialah
sesuai standard operating procedure (SOP).
"Dari hasil penyelidikan kami, kami
menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan anggota (Densus 88) sudah sesuai dengan
SOP dan protap (prosedur tetap)," kata Benny di Mapolres Sukoharjo, Selasa
(15/3/2022).
Benny merinci proses penyelidikannya selama
beberapa hari. Kemarin malam, dirinya datang ke lokasi untuk mengetahui situasi
lalu lintas hingga kondisi jalan beserta penerangannya.
"Kemarin malam kami ditemani Pak Kapolres
(Sukoharjo) dan anggota Densus 88 secara runut mulai dari awal ketika proses
mau menangkap dengan menjebak, kemudian yang bersangkutan mencoba kabur dan
terjadi kejar-kejaran sampai dengan terjadi korban di masyarakat, apakah itu
mobil yang ditabrak, diserempet, dan sebagainya," jelasnya.
Dia juga memeriksa beberapa saksi dari masyarakat
sekitar TKP, antara lain pemilik rumah yang ditabrak mobil hingga pemilik mobil
yang sempat diserempet akibat aksi kejar-kejaran antara Densus 88 dan Sunardi.
"Kami juga mendengar keterangan dari anggota
yang melakukan penangkapan, bagaimana prosesnya untuk kami evaluasi, apakah
sudah sesuai protap," ujar Benny.
Dia mengatakan, anggota Densus 88 sempat naik ke
bagian belakang mobil double cabin milik Sunardi dan melepaskan tembakan
peringatan. Menurutnya, Sunardi tidak berhenti dan justru mobilnya bergerak
zig-zag sehingga membahayakan aparat.
Dalam situasi itu, kata Benny, petugas menembak
ke bagian punggung tersangka.
"Ketika Densus 88 mau jatuh, dia masih bisa melepaskan tembakan peringatan ke atas dan masih bisa melumpuhkan. Sekali lagi melumpuhkan. Karena kalau ingin menembak kepala bisa. Tapi tidak lewat samping dan berisiko dia jatuh. Ini yang saya lihat lebih berisiko kepada mereka," pungkasnya. []