Galang Komunitas Pesantren, Kompolnas Dorong Moderasi Kehidupan Beragama
Brebes - Menutup
kegiatan akhir tahun 2021, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dari
tokoh masyarakat, Mohammad Dawam mengunjungi Pesantren Asy-Syamsuriyyah Brebes sebagai
narasumber dalam agenda Halaqoh Pondok Pesantren dengan tema: “Peran Pesantren
dalam Memperkuat Moderasi Beragama”, pada Jumat, (31/12/2021).
Menurutnya, pesantren sebagai basis
pendidikan agama yang memiliki sanad otoritas keilmuan agama dengan bimbingan
para pengasuh yang mata rantai jaringan keilmuannya sampai pada Rasulullah SAW,
menjadikan paham keberagamaan pesantren menjadi khas dan sangat-sangat minim
untuk dikatakan tidak ada yang berfaham radikal ekstrem mengarah terorisme.
“Untuk meneguhkan moderasi keagamaan mau
tidak mau harus mengandalkan dua pilar utama: ilmu dan adab,” kata Dawam.
Dawam melanjutkan, bagi pembelajar agama
diharapkan serius mendalami perkembangan Ilmu dan Teknologi namun di sisi lain
harus membekali dirinya dengan adab, etika, dan moral.
“Dua hal ini harus diselaraskan, dijalankan
secara bersama tidak bisa berjalan secara parsial untuk menuju penguatan moderasi
keagamaan sekaligus menolak intoleransi, radikal ekstrem yang mengarah pada
tindak pidana terorisme di Indonesia,” ucapnya.
“Indonesia adalah sebuah bangsa yang harus
kita rawat bersama, terutama kita sebagai pewaris para pendahulu elemen bangsa
yakni: TNI-Polri, kalangan nasionalis, kalangan tradisionalis, dan kalangan
modernis. Empat kelompok ini sejak dulu hingga kini diyakini sebagai perawat
empat pilar bernegara: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45,“ ujar
Dawam.
Senada dengan gagasan ini, Kapolda Jateng,
Irjen Pol Ahmad Luthfi dalam paparan yang disampaikan AKBP Maulud yang mengupas
persoalan radikalisme, terorisme, dan wawasan kebangsaan menyampaikan, bahwa
kalangan pesantren penting untuk diberi bekal 4 pilar konsensus bernegara untuk
menginternalisasi diri setiap santri untuk mencintai kepada tanah airnya.
Dalam pada itu, strategi penanganan radikalisme
dan terorisme bisa dilakukan dengan dua pendekatan: pertama, soft aproach
(pendekatan lunak) melalui kontra radikalisasi maupun deradikalisasi. Dan
kedua, hard aproach (pendekatan tegas) dengan penegakan hukum.
Acara Halaqoh Pondok Pesantren ini
dilaksanakan setiap tahun dan diinisiasi oleh Ibu Nyai Hajjah Nafisatul
Khoiriyyah sebagai pengasuh Pesantren Asy-Syamsuriyyah dengan bekerja sama
dengan Kementerian Agama Kabupaten Brebes dengan harapan ada bekal bagi para santri
untuk memperoleh perkembangan arus informasi aktual yang sedang terjadi.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara
tersebut adalah Direktur Aswaja Center KH Aly Misbah dan dimoderatori oleh
Ketua FKPT Kyai Sururi.
Acara ini turut juga dihadiri oleh para Pengurus
PCNU Kabupaten Tegal, Pengurus NU di Brebes, Aktivis IPNU, IPPNU, dan
masyarakat lain di sekitar Pesantren Asy-Syamsuriyyah. []